HAUL KE-2 KH. MASYHADI : PENDIDIK YANG AMANAH DAN ISTIQOMAH
Matahari terbit 17 Agustus 2021 menjadi saksi berpulangnya KH. Masyhadi ke rahmatullah. Pagi yang seharusnya disambut dengan kegembiraan perayaan HUT Ke-76 RI itu berubah menjadi momen penuh kesedihan. Pada hari itu, seorang istri kehilangan belahan jiwanya, sebuah keluarga kehilangan kepala keluarganya, para santri kehilangan murabbi ruhi-nya, dan masyarakat kehilangan tokohnya.
Kepergian sosok pengasuh PPFH ini adalah sebuah musibah, karena bersamaan dengan kepergian beliau, Allah SWT mencabut sebagian ilmu dari dunia ini. Rasulullah SAW bersabda:
مَوْتُ الْعَالِمِ مُصِيبَةٌ لا تُجْبَرُ ، وَثُلْمَةٌ لا تُسَدُّ , وَنَجْمٌ طُمِسَ ، مَوْتُ قَبِيلَةٍ أَيْسَرُ مِنْ مَوْتِ عَالِمٍ
Artinya: “Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada meninggalnya satu orang ulama.” (HR al-Thabrani dalam Mujam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dari Abu Darda’)
Meskipun begitu, ulama yang telah meninggal secara lahir sudah “wafat”, namun sejatinya masih “hidup”. Hal ini lantaran ilmu yang diajarkan ulama masih ditularkan hingga sekarang. Meraka senantiasa “hidup” dengan cara diteladani sifat-sifatnya, akhlanya, dan amalnya.
Menjalankan Peran dengan Amanah
KH. Masyhadi adalah pribadi yang amanah. Beliau berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan peran yang diamanahkan kepada beliau. Sebagai seorang pelajar, beliau tidak mau membuang waktu secara cuma-cuma. Namun memanfaatkannya dengan cara senantiasa menghabiskan waktu untuk belajar dan mengembangkan diri. Sebagai seorang pendidik dan pengasuh yang diberi amanah berupa santri, beliau sangat peduli dan perhatian kepada para santri. Sehingga terjalin hubungan yang kuat antara beliau dan para santri seperti hubungan orang tua dan anak sendiri. Begitu juga sebagai tokoh agama di masyarakat, beliau berusaha untuk selalu melayani kebutuhan masyarakat dan berusaha untuk tidak membuat mereka kecewa.
Sederhana tapi Istoqomah
Jika kita amati, KH. Masyhadi termasuk seorang tokoh yang low profile. Mulai dari cara berpakaian beliau sampai cara ibadah beliau. Beliau termasuk seorang kiai yang tidak neko-neko. Beliau memberi contoh pentingnya melakukan ibadah secara istiqomah meskipun tidak banyak. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
Artinya: “Amal (kebaikan) yang paling dicintai Allah SWT adalah yang kontinu meski sedikit.” (HR Muslim). (GL)