BANGKIT DARI KEGAGALAN (Nabila Febriany J.H.)

                Sore ini aku mengurungkan niatku untuk pulang ke rumah. Masih dengan menggunakan baju sekolah putih biru, aku berjalan menuju taman yang tak jauh dari sana. Aku duduk di kursi yang sudah memang tersedia di sana. Pusing yang ku dapatkan saat memikirkan nilai yang aku dapatkan saat ujian akhir semester satu.

                “Masih sama tidak ada yang berubah.” Gumamku, saat melihat selembar kertas yang berisikan nilai-nilaiku dalam satu semester ini.

                Aku frustasi, lelah, dan tak puas dengan nilai yang aku dapat. Tak ada satupun nilai yang di atas KKM, rata rata hanya 70 ke bawah. Terkadang aku berfikir, untuk apa sih aku belajar? Untuk apa aku berjuang dan berusaha demi mendapatkan nilai sempurna? Padahal ujung-ujungnya juga sia-sia.

Read More

SEJARAH MAULID NABI MUHAMMAD SAW (Uswatun Hasanah)

Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang bertepatan pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal masih menyisakan banyak pertanyaan. Kesamaran sejarah tersebut bermula dari sejarah kalender Islam. Keinginan untuk mengingat hari kelahiran Nabi Muhammad SAW baru-baru muncul pada masa Khalifah Umar bin Khattab tepatnya pada tahun 638 Masehi (22-23 H). ketika itu Khalifah Umar bin Khattab ingin menjadikan penanggalan Hijriyah sebagai sistem penganggalan yang resmi, khususnya tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW. Namun para sahabat menemukan kesulitan pada penetapan kelahiran Nabi, dikarenakan orang arab dulunya tidak terbiasa mencatat sejarah mereka dengan tulisan, sebab menulis merupakan suatu hal yang baru pada zaman itu, oleh karena itu tidak ada satupun di antara mereka yang mengetahui kapan persis terjadinya kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Meski demikian, orang Arab terbiasa mengingat suatu peristiwa dan sejarah yang besar, seperti halnya penyerahan ka’bah oleh tentara bergajah yang dipimpin oleh Abrahah yang juga bertepatan dengan kelahiran Nabi SAW. Mayoritas masyarakat Arab memperkirakan peristiwa itu terjadi pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal pada Tahun Gajah atau 20 April 571 Masehi.

Read More

SECERCAH MIMPI ANAK BANGSA (Siti Nur Hamidah)

                Berjalan menyusuri jalanan ramai saat orang lain juga menjalani aktivitas mereka, juga anak seusiaku bergegas berangkat ke sekolah. Tidak sepertiku, hanya melihat megahnya gedung sekolah dan nyamannya suasana belajar tanpa pernah merasakan duduk di bangku sekolah, apalagi menerima pelajaran untuk mengenal dunia, atau memang sudah menjadi takdir untuk kami manusia kecil yang selalu tersisih di antara ramainya kehidupan?

                Yang aku lakukan setiap harinya hanya mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk aku bawa pulang. Dan hal itu membuatku tak pernah lelah menanyakan mengapa ibu tak menyekolahkanku seperti anak-anak yang lain, meski jawaban yang ibu berikan tetap saja tidak berubah, entah mengapa.

                “Bu, apa memang anak sepertiku tidak berhak sekolah?” tanyaku sembari menundukkan kepala.

                “Kita itu tak butuh sekolah, yang penting kamu itu bisa cari uang,” jawab Ibu.

Read More