Santunan Anak Yatim, Wujud Kasih Sayang di Haul KH. Masyhadi ke-4
Fathul Hidayah, Selasa, 15 Juli 2025 —
Di bawah langit yang tenang dan angin yang mengayun lembut pepohonan di halaman pesantren, langkah-langkah kecil anak-anak yatim berjalan perlahan dengan wajah polos dan mata penuh harap. Hari itu bukan sekadar tanggal di kalender—ia menjadi hari mengenang, hari membingkai kembali jejak kasih dan perjuangan seorang alim yang telah berpulang: KH. Masyhadi.
Sebagai bagian dari rangkaian Haul KH. Masyhadi ke-4, Pondok Pesantren Fathul Hidayah menggelar acara Santunan Anak Yatim pada Selasa, 15 Juli 2025. Bertempat di halaman utama pesantren, kegiatan ini berlangsung dalam suasana penuh hangat, teduh oleh senyum dan kasih dari para santri, pengurus, serta para tamu yang hadir.
Beberapa yatama dari lingkungan sekitar pondok menerima bingkisan santunan yang dihimpun dari para donatur, wali santri, dan simpatisan. Mereka turut ambil bagian dalam menebar kebaikan sekaligus menyemarakkan peringatan haul yang sarat makna ini.




Dalam sambutannya, Kyai Ahmad Masyruhin, Pimpinan Pondok Pesantren Ya Almu, menyampaikan bahwa kegiatan santunan ini merupakan bentuk amal jariyah yang terus dilestarikan demi meraih barokah dari para pendahulu. “Kami nyuwun ikhlasipun niat dari anak-anak yang ada di sini untuk mendoakan kami,” dawuh beliau dengan suara lembut namun penuh ketulusan.
Rangkaian acara dimulai dengan pembacaan sholawat nabi bil qiyam, lalu dilanjutkan penyerahan santunan secara simbolis oleh pengasuh pondok. Satu per satu anak yatim menerima bingkisan dengan iringan mushofahah (bersalaman), menciptakan momen haru yang menyentuh setiap hati yang menyaksikan. Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama sebagai simbol kebersamaan dan kenangan yang tak lekang oleh waktu.
Lebih dari sekadar tradisi tahunan, santunan ini menjadi cermin nilai-nilai kepedulian dan kasih sayang yang terus diajarkan oleh KH. Masyhadi semasa hidupnya. Warisan itu kini diteruskan dengan penuh cinta oleh generasi penerus pondok.
Di balik senyum anak-anak yatim hari itu, tersimpan doa-doa tulus yang melangit. Doa untuk para pendidik, untuk para donatur, dan untuk almarhum KH. Masyhadi—semoga semua amal beliau terus mengalir hingga hari akhir.