MERAYAKAN MAULID NABI BERSAMA DZURRIYYAH RASULULLAH SAW.
Bulan Rabi’ul Awwal menjadi salah satu bulan yang dinanti-nantikan kedatangannya oleh segenap umat Islam di dunia. Mereka menyambut bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan penuh suka cita serta berharap mendapat keberkahan salah satu bulan hijriyah yang mulia ini. Keberkahan yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW yang menyandang gelar khairu al anbiya wa al mursalin.
Antusiasme umat Islam tersebut ditandai dengan berbagai perayaan maulid yang diselenggarakan di berbagai tempat dengan mcam-macam cara. Setidaknya Imam Al-Suyuthy menjelaskan dalam Husnu al-Maqshad fi ‘Amali al-Maulid tentang petunjuk cara merayakan maulid yang benar, “Bahwa asal perayaan Maulid Nabi Muhammad, yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur’an dan kisah-kisah teladan kemudian menghidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. yang mulia”.
Namun, bagi orang atau kelompok yang mampu, maulid perlu dirayakan dengan meriah. Mereka menggelar acara besar, menyewa panggung besar, mengundang masyarakat dalam skala besar, dan mendatangkan tokoh besar.
Dewasa ini, khususnya di Indonesia, tokoh penting dalam perayaan maulid adalah para habib, dzurriyyah Rasulullah SAW. Hampir setiap banner informasi maulid yang tersebar di pinggir-pinggir jalan dan tersebar di berbagai media sosial terdapat foto para habib sebagai tokoh utama yang memimpin pembacaan sholawat. Kehadiran mereka di dalam majlis sholawat seakan-akan menggambarkan kehadiran Rasulullah SAW di tengah-tengah umatnya dan antusiasme umat Islam menggambarkan kecintaan dan kerinduan kepada Rasulullah SAW.
Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitabnya berjudul Al-Fushul al-‘Ilmiyyah wal Ushul al-Hikamiyyah menjelaskan tentang keutamaan ahlul bait, “Ahlul Bait memiliki kemuliaan tersendiri, dan Rasulullah telah menunjukkan perhatiannya yang besar kepada mereka. Beliau berulang-ulang berwasiat dan mengimbau agar umatnya mencintai dan menyayangi mereka. Dengan itu pula Allah subhanahu wataála telah memerintahkan di dalam al-Qur’an dengan firman-Nya: “Katakanlah wahai Muhammad, tiada aku minta suatu balasan melainkan kecintan kalian pada kerabatku.” (QS 42:23).
Alhamdulillah, dalam acara Fathul Hidayah Bersholawat, kita juga mengharapkan keberkahan dengan kehadiran Al Habib Muhammad bin Idrus Al Jufri dari Tuban. (GL)